BALIKPAPAN — Sejak didirikan pada tahun 2004 oleh almarhum KH. Mohammad Anas Muchtar, Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan terus mengalami perkembangan signifikan dalam berbagai aspek, terutama dalam hal kepercayaan masyarakat. Setiap tahun, jumlah calon santri yang ingin mondok di pesantren ini terus bertambah, bahkan melebihi kapasitas yang tersedia.
Dipercaya Masyarakat Sebagai Lembaga Pendidikan Islami Modern
Ponpes Modern Al-Muttaqien kini diasuh oleh Imam Taufiq Syahrul sejak wafatnya pendiri pesantren pada tahun 2017. Di bawah kepemimpinannya, pondok pesantren ini menegaskan komitmennya sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengedepankan keseimbangan antara ilmu agama, ilmu umum, serta pembinaan karakter santri.
“Di sini, semua bersaudara. Kami membentuk santri untuk bisa hidup berdampingan, menghargai perbedaan karakter, dan menjunjung tinggi ukhuwah,” ujar Taufiq dalam wawancara bersama media.
700+ Santri Aktif, Didominasi Warga Balikpapan dan Sekitarnya
Saat ini, Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien dihuni lebih dari 700 santri, yang terdiri dari santri putra dan putri. Sekitar 80% santri berasal dari Balikpapan, dan sisanya datang dari berbagai daerah lain seperti Nunukan, Sangatta, hingga Tarakan.
Ponpes ini menaungi berbagai jenjang pendidikan formal, mulai dari TK, SMP, hingga SMK, dengan sistem pendidikan berasrama yang dimulai sejak jenjang menengah (SMP dan SMK).
Tiga Jurusan Unggulan di SMK Ponpes Al-Muttaqien
Di jenjang SMK, Ponpes Al-Muttaqien menawarkan tiga program keahlian yang relevan dengan kebutuhan zaman:
- Multimedia
- Perbankan Syariah
- Teknik Pengelasan
Program kejuruan ini tidak hanya membekali santri dengan keterampilan teknis, tetapi juga ditunjang oleh sarana praktik seperti alat pengeboran air, unit sablon dan percetakan, hingga fasilitas menjahit untuk santri yang memiliki minat khusus.
Kehidupan Santri yang Disiplin dan Terprogram
Kehidupan santri di Ponpes berlangsung selama 24 jam penuh. Sejak dini hari sekitar pukul 04.00, para santri bangun untuk menunaikan salat malam, diikuti salat Subuh berjamaah. Aktivitas belajar formal dimulai pukul 07.30 pagi menggunakan kurikulum K13, layaknya sekolah umum lainnya.
Di luar jam belajar, santri mengikuti berbagai kegiatan keagamaan dan pembinaan akhlak, seperti mengaji Al-Qur’an, membaca doa bersama, serta ekstrakurikuler wajib seperti Pramuka, menjahit, hingga pencak silat.
“Kami ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual dan sosial,” tambah Taufiq.
Peminat Terus Meningkat, Kapasitas Sering Tak Mencukupi
Pada tahun ajaran 2019, Ponpes Al-Muttaqien hanya dapat menerima sekitar 250 santri baru. Namun, jumlah pendaftar melebihi kuota hingga setengahnya harus ditolak karena keterbatasan daya tampung. Fenomena ini menjadi indikator kuat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan pesantren semakin meningkat.
Menurut Taufiq, peningkatan ini juga didorong oleh kekhawatiran orangtua terhadap pergaulan bebas di luar, dan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya pendidikan agama.
Harapan untuk Dukungan Pemerintah di Hari Santri Nasional
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 22 Oktober, Ponpes Al-Muttaqien turut ambil bagian dalam kegiatan karnaval santri bersama pondok pesantren lain di Lapangan Merdeka, Balikpapan.
Taufiq berharap momentum ini menjadi penguat sinergi antara pesantren dan pemerintah.
“Kami berharap pemerintah bisa terus mendukung pengembangan sarana dan prasarana pondok pesantren. Tujuannya tak lain agar penyelenggaraan pendidikan Islam semakin berkualitas dan kompetitif,” tutupnya.
Dengan peningkatan antusiasme masyarakat dari tahun ke tahun, Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan Islam yang modern, adaptif, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi serta akhlak mulia. []
Source : https://kaltim.tribunnews.com/2019/10/22/antusiasme-mondok-di-ponpes-modern-al-muttaqien-terus-meningkat?page=2.